Penelitian spiritual telah menunjukkan bahwa manusia terdiri dari empat tubuh dasar sebagai berikut:
-
Fisik
-
Mental
-
kausal atau intelektual (kecerdasan)
-
Suprakausal atau ego halus (tak kasat mata)
Gambar di bawah adalah diagram representasi dari terdiri dari apakah manusia.
Ketika seseorang meninggal tubuh fisik berhenti untuk hidup. Namun,
sisa eksistensi atau kesadarannya terus berlanjut. Eksistansi orang
tersebut minus tubuh fisiknya dikenal sebagai tubuh halus (
lingga deha)
dan terdiri dari tubuh-tubuh mental, kausal (intelek) dan supracausal
(ego halus). Tubuh halus ini kemudian pergi ke salah satu dari 13
alam-alam eksistensi halus selain alam Bumi.
2. Ke-14 alam-alam eksistensi di alam semesta
Ada 14 alam-alam eksistensi yang utama di alam semesta.Tujuh dari
mereka adalah alam eksistensi positif dan tujuh lainnya adalah alam
eksistensi negatif. Ketujuh alam-alam eksistensi negatif umumnya dikenal
sebagai neraka
(Paataal). Terdapat banyak bagian/ sub dalam alam-alam eksistensi utama ini.
Tujuh alam-alam eksistensi positif: Alam-alam
eksistensi yang sebagian besar ditempati oleh orang-orang hidup dan
tubuh-tubuh rohani (halus/ tak kasat mata) yang melakukan
perbuatan-perbuatan berbudi dan melakukan praktik spiritual sesuai
dengan jalan positif dari praktik spiritual, dikenal sebagai tujuh
alam-alam eksistensi positif atau
saptaloka. Maksud kami dengan
jalan positif, orientasi dari praktik spiritual tersebut adalah untuk
menuju kesadaran/ realisasi Tuhan, yang merupakan tujuan paling utama
dalam pertumbuhan spiritual.
Alam Bumi adalah satu-satunya alam fisik eksistensi di alam semesta dan
juga merupakan alam eksistensi pertama dalam hirarki alam-alam
eksistensi positif di alam semesta.
Tujuh alam-alam eksistensi negatif: Ini
adalah alam-alam eksistensi yang sebagian besar ditempati oleh
tubuh-tubuh/ roh-roh halus yang telah melakukan perbuatan yang tidak
benar dan terlibat dalam praktik spiritual sesuai dengan jalan negatif.
Maksud kami sengan jalan negatif, orientasi dari praktik spiritual
adalah ke arah mencapai kekuatan spiritual, misalnya kekuatan-kekuatan
supranatural. Kekuatan spiritual ini digunakan terutama untuk
meningkatkan kontrol seseorang atas orang lain atau untuk tujuan-tujuan
negatif. Dengan demikian semua tubuh/ roh halus yang pergi ke salah satu
alam-alam eksistensi neraka, menjadi hantu berdasarkan niat-niat jahat
mereka.
Lihat di arikel,
'Apakah hantu itu'?
Sub alam eksistensi dari Neraka (
Narak): Setiap alam eksistensi neraka (
Paataal) memiliki sub/ bagian alam yang dikenal sebagai
Narak. Contohnya, alam eksistensi pertama dari Neraka akan memiliki di dalamnya sub alam yang dikenal sebagai
Narak pertama.
Narak dicadangkan
untuk hantu terburuk (setan, iblis, energi negatif, dll) di dalam
Neraka. Para hantu (setan, iblis, energi negatif, dll) yang mendiami
Narak pertama ini menghadapi hukuman yang lebih parah dan untuk durasi
yang lebih lama dibandingkan dengan mereka yang mendiami alam eksistensi
pertama dari neraka.
Diagram di bawah ini menunjukkan ke-14 alam-alam eksistensi di Alam Semesta.
Penjelasan di balik skema warna yang digunakan
-
Bumi digambarkan berwarna kemerahan karena mewakilkan aksi/ tindakan (yaitu komponen dasar non-fisik/ halus raja), di mana Bumi adalah satu-satunya alam di mana kita memiliki tubuh fisik untuk melakukan sesuatu.
-
Surga telah digambarkan dalam warna merah muda, yang mewakili berlimpahnya kebahagiaan.
-
Kuning mewakili pengetahuan spiritual dan peningkatan dalam komponen dasar halus sattva.
Warna kuning Ini akhirnya akan menjadi hampir putih pada tahap
tertinggi, yang menggambarkan kedekatan dengan prinsip Tuhan tak
berwujud.
-
Wilayah-wilayah Neraka diwakili oleh warna gelap sampai hitam, karena adanya peningkatan dalam komponen dasar non-fisik tama.
3. Surga dan alam-alam eksistensi positif lainnya di Alam Semesta
Catatan (berdasarkan nomor-nomor merah pada tabel di atas):
-
Setiap alam eksistensi positif dan negatif di luar batasan
alam (fisik) eksistensi Bumi menjadi semakin halus (tak kasat mata)
sesuai dengan hirarkinya. Maksud kami dengan 'Halus/ non-fisik' adalah
yang melampaui pemahaman panca indera, pikiran dan intelek. Satyaloka
adalah yang terhalus, yaitu yang paling sulit untuk dilihat atau
dipahami kecuali indra keenam (ESP) tingkat tertinggi telah dicapai.
-
Akibat kurangnya praktik spiritual, kebanyakan orang di zaman
sekarang pergi ke dunia Nether ataupun alam-alam eksistensi Neraka
setelah meninggal. Kita biasanya pergi ke dunia Nether setelah kematian
ketika proporsi kejahatan (yang timbul akibat perbuatan-perbuatan salah
di Bumi) sekitar 30%. Kejahatan, pada umumnya termasuk niat jahat
terhadap orang lain dan banyaknya hasrat keinginan seseorang. Di dunia
Nether, kemungkinan akan diserang oleh hantu-hantu dengan tingkat yang
lebih tinggi dari alam eksistensi lebih rendah di Neraka hampir
dipastikan.
-
Bumi adalah satu-satunya alam eksistensi di mana terdapat suatu
penggabungan dari orang-orang dengan berbagai tingkat spiritual. Namun,
setelah kematian kita pergi ke alam eksistensi yang sesuai dengan
tingkat spiritual kita.
-
Tingkat spiritual minimum yang diperlukan untuk mencapai Surga
setelah kematian adalah 60%. Silakan mengacu kepada artikel, yang
menggambarkan apa itu tingkat spiritual dan rincian populasi dunia pada tahun 2006 sesuai dengan tingkat spiritual.
Pada dasarnya, dari sudut pandang ilmu pengetahuan spiritual,
perbuatan-perbuatan mulia untuk mencapai Surga atau alam eksistensi
positif yang lebih tinggi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan dengan
tujuan untuk mencapai kesadaran Tuhan. Tiga kriteria berikut dapat
diterapkan sebagai acuannya.
-
Tindakan-tindakan yang dilakukan tanpa doership, yaitu dengan
pandangan bahwa Tuhan sendiri melakukan tindakan itu atas diri kita dan
oleh sebab itu saya tidak dapat mengklaim pengakuan apapun.
-
Dilakukan tanpa mengharapkan pujian atau penghargaan.
-
Dilakukan tanpa mengharapkan hasil.
Lebih dari tindakan semata, adalah sikap atau pandangan di balik tindakan tersebut yang lebih diperhitungkan.
-
Untuk mencapai alam eksistensi lebih tinggi yang melampaui Surga,
seseorang harus berada pada tingkat spiritual di atas 80%. Ini hanya
dapat dicapai dengan praktik spiritual yang konsisten sesuai dengan enam hukum-hukum dasar dari praktik spiritual, bersamaan dengan pengurangan besar dalam ego.
-
Dengan tubuh dominan, maksud kami adalah tubuh yang paling aktif,
yaitu tubuh mental, intelek (kecerdasan) atau ego halus. Sebagai contoh,
pada alam eksistensi Nether (Bhuvalok), tubuh halus masih
memiliki banyak hasrat keinginan dan kemelekatan. Akibatnya, sering kali
mereka menjadi hantu yang kerap berusaha untuk memenuhi beberapa hasrat
keinginan mereka. Hal ini membuat mereka terbuka terhadap serangan
hantu-hantu dengan tingkat lebih tinggi dari anak tangga lebih rendah
di Neraka yang ingin mengambil keuntungan dari
ketergantungan-ketergantungan mereka dengan tujuan untuk mempengaruhi
orang-orang di Bumi.
-
Di dalam alam eksistensi Nether kita mengalami beberapa kebahagiaan.
Namun, ketidakbahagiaan di alam tersebut lebih besar jika dibandingkan
dengan ketidakbahagiaan yang dialami di Bumi.
-
Dalam alam eksistensi Surga, tubuh-tubuh halus/ rohani mengalami
kelimpahan berlebih dari kebahagiaan. Kebahagiaan ini jauh melebihi
kebahagiaan yang dialami di Bumi baik dalam jumlah, kualitas maupun
durasinya. Ketika kita bergerak menaiki alam eksistensi positif,
terdapat peningkatan dalam kualitas kebahagiaan dan tidak ditemukannya
ketidakbahagiaan.
-
Kebahagiaan Sattvik berarti kebahagiaan yang berasal dari
membantu orang lain tanpa harapan atau pamrih. Ketika ego terlibat dalam
bertindak, tindakan itu menjadi raajasik.
-
Serenity (ketenangan abadi) adalah pengalaman spiritual yang lebih tinggi daripada Bliss (Kebahagaian abadi).
3.1 Alam-alam eksistensi positif dan reinkarnasi di Bumi
Mulai dari alam-alam eksistensi di bawah
Mahālok, orang-orang
perlu bereinkarnasi di alam Bumi untuk melunasi takdir dan menyelesaikan
akun-akun memberi-dan-mengambil (give-and-take account) yang mereka
miliki.
Jika seseorang mencapai
Mahālok dan
Janalok setelah
kematian, itu berarti tingkat spiritual mereka di atas 80%. Jiwa-jiwa
ini tidak perlu bereinkarnasi lagi karena semua takdir yang tersisa
(akumulasi akun) dapat diselesaikan dari alam-alam eksistensi itu
sendiri. Namun tubuh-tubuh halus yang telah berevolusi ini boleh memilih
untuk dilahirkan atas kehendak mereka sendiri. Mereka melakukannya
terutama untuk bertindak sebagai pemandu-pemandu spiritual bagi umat
manusia.
Dalam beberapa kondisi tertentu, orang-orang yang meninggal di tingkat spiritual 60% dapat mencapai Mahālok.
Di sini potensi seseorang untuk pertumbuhan spiritual lebih lanjut
dapat dipertimbangkan. Melalui penelitian spiritual, kami telah
menemukan adanya 5 faktor yang mempengaruhi potensi untuk pertumbuhan
spiritual lebih lanjut dari orang tersebut.
-
Memiliki jumlah emosi spiritual (bhāv) yang tinggi,
-
Memiliki ego yang rendah,
-
Memiliki keinginan yang kuat untuk pertumbuhan spiritual,
-
Melakukan praktik spiritual teratur dengan tingkatan yang semakin tinggi,
-
Terpengaruh atau tidak terpengaruh oleh energi-energi negatif.
Dipengaruhi oleh energi-energi negatif sangatlah menghambat kemampuan
seseorang untuk dapat tumbuh secara spiritual. Maka, jika seseorang
berada di tingkat spiritual 65% tetapi sangat terpengaruh oleh
energi-energi negatif, kemampuannya untuk mencapai alam-alam spiritual
yang lebih tinggi seperti Mahālok, menjadi terbatas.
Jika seseorang mencapai
Tapalok atau
Satyalok setelah
kematian, maka orang tersebut tidak mengambil kelahiran lagi di alam
eksistensi Bumi tetapi terus melakukan praktik spiritual di alam
eksistensi itu sampai ia bersatu sepenuhnya dengan Tuhan.
3.2 Pentingnya alam eksistensi Bumi
Alam eksistensi Bumi amatlah penting. Ini adalah satu-satunya alam
eksistensi di mana kita bisa membuat pertumbuhan spiritual yang cepat
dan melunasi akun memberi-dan-mengambil kita dalam periode waktu
tersingkat. Alasan utama untuk hal ini, dengan bantuan tubuh fisik kita
bisa melakukan banyak hal untuk meningkatkan pertumbuhan dan tingkat
spiritual kita serta mengurangi komponen dasar non-fisik
tama.
Selain dari Bumi, pertumbuhan spiritual kemungkinan besar hanya terjadi di wilayah-wilayah di atas Surga seperti
Mahaaloka dll.
Hal ini disebabkan oleh karena, tubuh halus di Surga menjalani resiko
akan terperangkap dalam kesenangan tanpa akhir yang ditawarkan di Surga.
Dalam alam-alam eksistensi Nether dan Neraka, hukuman yang begitu berat
dan juga tekanan dari hantu-hantu dengan tingkat yang lebih tinggi
adalah sedemikian rupa, sehingga menjadi sangat sulit bagi seseorang
untuk bangkit dari penderitaan yang dialaminya di alam-alam tersebut
untuk melakukan suatu praktik spiritual yang bernilai.
4. Apakah itu Neraka, siapa yang pergi ke Neraka dan seperti apakah Neraka itu?
-
Sewaktu seseorang pergi ke alam eksistensi lebih rendah dari Neraka, akibat semakin berkurangnya komponen dasar halus sattva secara bertahap, lingkungan menjadi semakin kurang kondusif untuk mengalami kebahagiaan.
-
Dalam alam eksistensi Neraka, ada beberapa hantu/ iblis yang
melakukan beberapa jenis praktik spiritual tertentu untuk mendapatkan
kekuatan spiritual. Dalam hirarki para hantu, yang tertinggi adalah
penyihir dari alam eksistensi ketujuh Neraka. Mereka memiliki kekuatan
spiritual sangat besar yang hampir setara dengan Saint (orang-orang
suci) pada tingkat spiritual 90%. Mereka mengendalikan semua jenis
hantu lainnya yang kekuatan spiritualnya lebih rendah.
-
Ketika seseorang pergi lebih dalam ke berbagai alam-alam eksistensi
Neraka, yaitu dari tingkat ke-1 sampai ke-7, tingkat kebahagiaan yang
dialami oleh tubuh/ roh halus di dalam alam eksistensi tersebut terus
menurun dan tingkat ke tidakbahagiaannya terus berlipat ganda. Minimnya
pengalaman akan kebahagiaan di akibatkan juga karena tenggelam dalam
kenangan peristiwa-peristiwa positif di masa lalu, kenangan yang
menyenangkan akan harta kekayaan dalam kehidupan masa lalu, dst.
Pengalaman ke tidakbahagiaan disebabkan karena kenangan akan rasa sakit
fisik dan peristiwa-peristiwa penghinaan, kenangan dari hasrat keinginan
yang tidak terpenuhi, misalnya tentang pendidikan, rumah, karir,
harapan akan kebahagiaan anak-anak dalam kehidupan masa lalu orang
tersebut.
-
Besarnya hukuman/ rasa sakit yang harus dijalani di berbagai alam eksistensi Neraka (Paataal) dan Narak yang terkait, terus meningkat sesuai dengan alam eksistensi Neraka berikutnya. Masa hukuman yang akan dialami di setiap Narak juga lebih besar dibandingkan dengan alam eksistensi Neraka yang terkait dengan Narak tersebut. Jika kita mempertimbangkan hukuman di alam eksistensi pertama Neraka sebagai 100%, maka hukuman di wilayah Narak pertama yang terkait adalah 50% lebih besar, yaitu 150%.
Tabel berikut merupakan deskripsi dari contoh-contoh kebahagiaan dan
ketidakbahagiaan beserta intensitas rata-ratanya yang kita alami dalam
berbagai alam eksistensi Neraka
5. Pergerakan di antara alam-alam eksistensi halus di Alam Semesta
Alam eksistensi ditentukan untuk seseorang sesuai dengan sifat dasar orang tersebut dalam hal
sattva, raja dan tama.
Penetuan alam eksistensi juga merupakan satu fungsi dari tingkat
spiritual seseorang. Oleh karena itu, tubuh halus dari alam eksistensi
positif yang lebih rendah tidak bisa pergi ke alam eksistensi positif
yang lebih tinggi dan mereka yang berasal dari alam eksistensi negatif
pertama dan kedua tidak bisa pergi ke alam eksistensi Neraka yang lebih
dalam (ketiga dst). Hal ini serupa dengan bagai mana orang yang tinggal
di bidang datar merasa sulit bernapas pada ketinggian yang lebih tinggi,
tapi orang-orang yang tinggal diketinggian lebih tinggi dapat menangani
kondisi itu dengan baik.
6. Apa yang menentukan kemana kita pergi setelah kematian?
Pada saat kematian, sewaktu tubuh fisik menjadi tidak aktif, energi
vital yang digunakan untuk fungsi tubuh fisik di bebaskan ke Alam
Semesta. Energi vital ini mendorong tubuh halus menjauh dari wilayah
Bumi pada saat kematian. Sama seperti berat proyektil menentukan
seberapa jauh roket dapat mendorong nya, demikian pula berat dari tubuh
halus menentukan ke alam eksistensi mana tubuh halus tersebut pergi
dalam alam-alam eksistensi halus di kehidupan setelah kematian.
'Berat' dari tubuh halus itu terutama merupakan fungsi dari jumlah komponen dasar halus
tama dalam diri kita.
Ke-3 komponen dasar halus: Kita masing-masing terdiri dari tiga komponen dasar halus/ non-fisik (tak kasat mata) atau
gunas.Komponen
ini bersifat spiritual dan tidak dapat dilihat, tetapi mereka
menentukan kepribadian-kepribadian kita. Ketiga komponen itu adalah:
-
Sattva: Kemurnian dan pengetahuan
-
Raja: Aksi dan gairah
-
Tama: Ketidaktahuan dan inersia. Di dalam rata-rata orang di era saat ini, komponen halus dasar tama mereka mencapai 50%.
Silahkan baca
artikel tentang 3 komponen dasar halus
Semakin kita dipenuhi dengan komponen-komponen
raja dan
tama, semakin
kita menampilkan karakteristik-karakteristik berikut yang menambah ke
dalam 'berat' kita dan berdampak pada alam eksistensi mana kita pergi
dalam kehidupan setelah kematian:
-
Lebih melekat pada hal-hal duniawi dan keegoisan
-
Lebih banyak hasrat keinginan yang tak terpenuhi
-
Perasaan-perasaan balas dendam
-
Lebih tingginya jumlah kekurangan atau perbuatan-perbuatan salah
-
Lebih tingginya jumlah gangguan kepribadian seperti marah, takut, keserakahan, dll.
-
Jumlah ego yang lebih tinggi: Dengan ego maksud kami adalah berapa
banyak seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan tubuh, pikiran dan
intelek (kecerdasan) dan bukan dengan jiwa (roh/ atma) di dalam
-
Menghasilkan tingkat spiritual yang lebih rendah
Penurunan permanen dalam proporsi komponen dasar halus
tama dan
karakteristik-karakteristik terkaitnya seperti yang disebutkan di atas,
dapat terjadi hanya dengan melakukan praktik spiritual terus-menerus
yang sesuai dengan enam hukum dasar dari praktik spiritual. Perbaikan
psikologis melalui buku-buku perbaikan diri atau mencoba bersikap baik
hanyalah bersifat dangkal dan sementara.
6.1 Pentingnya keadaan mental pada waktu meninggal
Keadaan mental pada saat kematian, selain dari apa yang telah
disebutkan di atas, sangatlah penting. Keadaan mental kita pada umumnya
berhubungan dengan proporsi komponen-komponen dasar non-fisik di dalam
diri kita.
Jika seseorang benar-benar melakukan praktik spiritualnya seperti
mengucap dan merepetisikan (mengulang) Nama Tuhan pada
saat kematian, maka pengaruh dari hasrat keinginan, kemelekatan, hantu,
dst menjadi seminimal mungkin bagi orang itu dibandingkan dengan
keadaan di mana dia tidak mengucap dan merepetisikan. Hal ini membuat
tubuh halusnya menjadi lebih ringan. Oleh karena itu, jika ia meninggal
dunia seraya mengucap dan merepetisikan, ia akan mencapai alam
eksistensi yang lebih baik di antara alam-alam eksistensi, dari apa
yang seharusnya ia capai jika ia meninggal tanpa mengucap dan
merepetisi.
Pada saat kematian, jika seseorang mengucap dan merepetisikan Nama
Tuhan dan juga dalam keadaan berserah pada kehendak Tuhan, maka ia
mencapai alam eksistensi yang bahkan lebih baik dalam kehidupan setelah
kematiannya (akhirat). Perhentian sementaranya pun ditempuh dengan
kecepatan cahaya. Hal ini disebabkan oleh karena orang yang berada dalam
keadaan berserah di alam eksistensi Bumi itu sendiri, memiliki
kemungkinan yang sangat kecil untuk meningkatkan egonya dalam kehidupan
setelah kematiannya. Seluruh tanggung jawab atas kesejahteraannya dalam
kehidupan setelah kematian orang tersebut juga telah di ambil alih oleh
pembimbing spiritualnya yang telah berevolusi (Guru).
6.2 Siapakah yang pergi ke Neraka?
Berikut ini adalah jenis-jenis perbuatan dalam kehidupan kita di Bumi
yang biasanya menempatkan kita dalam salah satu alam eksistensi Neraka.
Jangkauan, durasi dan tujuan di balik perbuatan-perbuatan salah/
pelanggaran merupakan faktor penting yang menentukan alam eksistensi
Neraka mana yang di capai setelah kematian dibandingkan dengan hanya
tindakan itu semata.
7. Bunuh diri dan kehidupan di akhirat
Ada dua jenis kematian yang berkaitan dengan waktunya.
Kematian akhir yang ditakdirkan: Ini adalah saat kematian tidak bisa dihindari oleh seseorang.
Kematian yang 'mungkin' terjadi:
Ini adalah keadaan di mana seseorang 'kemungkinan' dapat meninggal.
Setiap orang dapat mengalami 'kemungkinan' meninggal ketika orang
itu hampir meninggal, tetapi dapat diselamatkan akibat dari jasa-jasa/
kebaikan-kebaikannya.
Untuk informasi lebih lanjut tentang jenis-jenis kematian silakan lihat artikel kami -
Saat Kematian
Dalam kasus-kasus di mana seseorang sedang mengalami krisis yang tidak
dapat diatasi dalam hidupnya atau memiliki gangguan-gangguan kepribadian
yang parah, ia mungkin berpikir untuk mengambil hidupnya sendiri dalam
keadaan tertekan tersebut.
Hantu-hantu (setan, iblis, energi-energi negatif, dll)
juga menyulut keadaan depresi dari orang yang ingin bunuh diri tersebut
dan kadang-kadang memberikan pengaruh dalam mendorong orang
tersebut melewati batas untuk bunuh diri. Namun, bunuh diri tetap
merupakan tindakan disengaja yang terjadi ketika seseorang sedang
mengalami fase kematian yang 'mungkin' terjadi sesuai dengan takdir
mereka.
Kehidupan di alam eksistensi Bumi sangatlah berharga dan diberikan
kepada kita terutama untuk pertumbuhan spiritual. Ketika kita membunuh
orang lain, kita membuat akun
kārmic memberi-dan-mengambil
(give-and-take account) dengan mereka. Namun dengan melakukan bunuh
diri, kita menyia-nyiakan kesempatan untuk pertumbuhan spiritual dan
karenanya menanggung dosa yang terberat. Konsekuensinya dari seseorang
yang melakukan bunuh diri adalah pergi ke bagian
Narak dari
alam ke-7 eksistensi Neraka untuk jangka waktu 60.000 tahun Bumi, dalam
kehidupan setelah kematiannya (akhirat). Ini adalah tempat yang tanpa
cahaya; sesuatu yang menyerupai kurungan isolasi dalam penjara. Karena
tiada seorang pun dalam wilayah Narak yang dapat memberikan nasihat
tentang praktik spiritual, tubuh halus/ rohani dari orang yang melakukan
bunuh diri tersebut tetap berada dalam kegelapan dari ketidaktahuan/
kebodohan spiritual.
8. Mengapa ada jeda waktu di antara dua reinkarnasi?
Dalam proses penelitian dengan menggunakan trans hipnosis untuk melacak
kehidupan masa lalu seseorang, telah ditemukan bahwa jeda waktu antara
dua reinkarnasi di Bumi rata-rata berkisar antara 50 hingga 400 tahun.
Alasan-alasan untuk jeda waktu ini adalah sebagai berikut:
-
Tubuh halus tetap berada di Surga atau alam eksistensi Nether dalam
jangka waktu yang tidak tentu untuk menjalankan hasil dari
kebaikan-kebaikan dan dosa-dosanya.
-
Keadaan di alam eksistensi Bumi harus menguntungkan untuk
menyelesaikan akun memberi-dan-menerima (give-and-take account) dari
kelahiran-kelahiran sebelumnya dengan berbagai orang-orang terkait. Hal
ini sesuai dengan hukum Karma. Reinkarnasi dari tubuh halus
ditunda sampai tiba saatnya berbagai orang lainnya, dengan siapa mereka
memiliki akun memberi-dan-menerima tersebut, juga siap untuk
bereinkarnasi.
-
Dalam regresi kehidupan masa lalu, kadang-kadang seseorang tidak
melaporkan reinkarnasi dalam keadaan trans. Alasan untuk hal ini adalah
reinkarnasi tertentu telah terjadi dengan sangat lancar dan
singkat sehingga orang tersebut mungkin tidak mengingat perincian apapun
dari reinkarnasi itu.
Dalam kasus di mana tubuh halus/ rohani telah diturunkan ke alam
eksistensi Neraka yang lebih dalam, jeda waktu antara ke dua reinkarnasi
mungkin bisa ribuan tahun. Mereka tinggal di masing – masing alam
eksistensi Neraka sampai tiba saatnya mereka telah menyelesaikan
hukumannya. Dalam kebanyakan kasus, ini berarti mereka akan mendekam di
alam eksistensi Neraka dalam kehidupan setelah kematian (akhirat) hingga
pembubaran/ disolusi Alam Semesta.
9. Kehidupan setelah kematian – dalam rangkuman
Fakta-fakta di atas tentang berbagai alam eksistensi memberikan kita
suatu gambaran mengenai konsekuensi-konsekuensi yang mungkin kita hadapi
dalam kehidupan setelah kematian, yang disebabkan oleh bagaimana
cara kita menjalani kehidupan di Bumi. Hanya dengan praktik spiritual
atau dengan kebaikan-kebaikan yang ekstrim/ luar biasa, seseorang dapat
pergi ke alam eksistensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu ia dapat
menghindari ketidakbahagiaan dan hukuman serta menikmati
tingkatan-tingkatan kebahagiaan yang lebih tinggi. Terdapat juga
kesempatan yang lebih baik untuk bereinkarnasi di alam eksistensi Bumi
dalam keadaan-keadaan yang kondusif untuk melakukan praktik spiritual.
Maksud dari hal ini adalah supaya seseorang dapat bergerak lebih jauh ke
atas alam-alam eksistensi halus di Alam Semesta. Sehubungan dengan
berjalannya kita lebih jauh ke dalam Era Perselisihan (
Kaliyuga) sekarang ini, kemungkinan seseorang untuk dapat pergi ke alam-alam eksistensi yang lebih tinggi menjadi lebih sedikit.
Sekali kita pergi ke alam-alam eksistensi yang lebih rendah seperti
alam eksistensi Nether atau alam-alam eksistensi Neraka lainnya, kita
tinggal di sana dan mengalami ketidakbahagiaan parah selama berabad-abad
sampai kita benar-benar membayar kekurangan-kekurangan kita (dosa-dosa)
dengan penderitaan berupa hukuman berat yang dijatuhkan di sana dan
kembali mendapatkan kesempatan untuk bereinkarnasi di Bumi.
Untuk melakukan praktik spiritual secara konsisten di alam eksistensi
Bumi sesuai dengan 6 hukum dasar praktik spiritual adalah seperti
berenang melawan arus di era saat ini. Namun, itu juga merupakan jalan
yang terjamin untuk maju ke alam-alam eksistensi yang lebih tinggi dalam
kehidupan kita setelah kematian.
Sumber : http://www.spiritualresearchfoundation.org/